Macam-macam Teknik Encoding
Encoding merupakan sebuah proses yang
sulit dalam algoritma genetika. Hal ini terjadi karena proses encoding dalam
setiap permasalahan berbeda, dan tidak semua teknik encoding cocok dengan
permasalahan tersebut. Proses encoding menghasilkan string yang kemudian
disebut dengan kromsom, dan setiap kromosom mengandung bit yang disebut dengan
gen. sehingga dapat disimpulkan bahwa string terdiri dari sekumpulan bit.
Berikut adalah pengertian dan format sinyal enkoding:
Dengan gambaran pulsa sebagai berikut:
Macam-macam teknik encoding
Digital signaling sumber data g(t),
berupa digital atau analog, dikodekan menjadi sinyal digital x(t) berdasarkan
teknik tertentu. Proses encoding sumber data g(t) dalam sinyal carrier
(pembawa) dengan frekuensi fc disebut Modulasi.
Berikut adalah beberapa kombinasi sinyal dalam proses modulasi:
1. Data digital, sinyal digital
2. Data analog, sinyal digital
3. Data digital, sinyal analog
4. Data digital, sinyal digital
Berikut adalah macam-macam teknik
encoding:
1. Nonreturn to Zero
a. Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
Merupakan
sebuah kode dimana tegangan negative dan positif digunakan untuk mewakili
binary yang berbeda.
·
Dua
tegangan yang berbeda antara lain bit 0 dan bit 1
·
Tegangan
konstan selama interval bit
·
Tidak
ada transisi yaitu tegangan no return to zero, atau dapat dikatakan ketika
ketiadaan voltase dapat digunakan untuk menampilkan biner 0, dan voltage
positif konstan untuk menampilkan biner positif
b. Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
Merupakan
sebuah kode yang akan bertansisi ketika bertemu adanya tegangan voltage dan
disimbolkan menjadi biner 1 (low ke high atau high ke low) dan tidak akan
melakukan tansisi ketika tidak ada tegangan voltage. Sehingga NRZI merupakan
salah satu contoh dari differensial encoding.
·
Nonreturn
to Zero Inverted (NRZI) dalam kesatuan
·
Pulsa
tegangan konstan untuk durasi bit
·
Data
diterjemahkan sebagai kehadiran atau ketiadaan sinyal transisi saat permulaan
bit time
·
Transisi
(dari rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah) apabila bertemu dengan biner 1
·
Tidak
ada transisi ketika bertemu dengan biner 0
Kelebihan:
-
Lebih
kebal noise
-
Tidak
dipengaruhi oleh level tegangan
Kekurangan:
Keterbatasan
dalam komponen dc dan kemampuan synchronisasi yang buruk
Berikut gambar dari NRZ-L dan NRZ-I:
2. Multilevel Binary
Merupakan
metode encoding yang menggunakan dua atau lebih level sinyal
a. Bipolar-AMI
-
Teknik
ini diarahkan untuk mengatasi ketidakefisienan kode NRZ
-
Kode
biner 1 ditampilkan mellalui pulsa positif dan negative
-
Pulsa
biner 1 harus berganti-ganti polaritasnya
-
Membutuhkan
bandwidth yang lebih kecil daripada bandwidth NRZ
-
Tidak
memiliki komponen dc yang murni karena sinyal biner 1 selalu berganti voltase
dari positif ke negative
-
Untuk
mendeteksi error membutuhkan alat yang sederhana karena sifat pulsa yang selalu
berganti
b. Pseudoternary
-
Tidak
mengatasi ketidaksefisienan metode NRZ
-
Tiap
elemen sinyal hanya menggambarkan satu bit
-
Pada
3 level system dapat menggambarka log23= 1.58 bit
-
Memungkinkan
lebih dari 3db kekuatan sinyal untuk kemungkinan yang sama dalam bit error
Berikut adalah gambar dari
Bipolar-AMI dan Pseudoternary:
3. Biphase
a. Manchester
-
Transisi
terjadi di tengah pada setiap periode bit
-
Perpindahan
transisi sebagai clock data
-
Rendah
ke tinggi menggambarkan 1
-
Tinggi
ke rendah menggambarkan 0
Berikut
adalah gambar dari encoding Manchester:
b. Differential Manchester
-
Transisi
pertengahan bit hanya digunakan untuk clocking
-
Transisi
dimulai saat periode bit menggambarkan 0
-
Tidak
ada transisi bit yang dimulai ketika periode bit dalam keadaan menggambarkan 0
-
Menggunakan
differential encoding
Berikut
adalah gambar dari encoding Differential Manchester:
Kelebihan:
-
Synchronisasi
-
Tidak
ada komponen dc
-
Deteksi
terhadapa error karena ketiadaan transisi yang diharapkan
Kekurangan:
-
Memakai
bandwidth yang lebih besar daripada multilevel binary
4. B8ZS
-
Sekema
pengkodean didasarkan pada teknik bipolar-AMI
-
Teknik
yang memaksa dua kode pelanggaran pada kode AMI
-
Receiver
mendeteksi dan menerjemah seperti octed pada semua zero
-
Memiliki
beberaa aturan yang digunakan untuk mengatasi hilangnya sinkronisasi pada
teknik bipolar-AMI karena adanya string nol yang panjang. Diantaranya adalah:
a. Jika octet pada semua zero dan pulsa
terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode positif sebagai 000+-0-+
b. Jika octet pada semua zero dan pulsa
terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode negatif sebagai 000-+0+-
5. HDB3
-
Kepadatan
tinggi bipolar 3 Zero
-
Didasarkan
pada bipolar-AMI
-
String
pada empat zero digantikan dengan satu atau dua pulsa
Berikut
adalah gambar dari Bipolar-Ami, B8ZS, dan HDB3:
6. Modulation Rate
Merupakan kecepatan dimana elemen-elemen sinyal terbentuk.
Sebagai contoh untuk kode Manchester, maksimum modulation rate = 2/tB. Ketika teknik
pengkodean digunakan, perlu adanya suatu perbedaan jelas antara rate data (dinyatalan
dalam satuan bit per sekon) dan rate modulasi (dinyatakan dalam satuan baud). Rate
data atau dapat disebut dengan rate bit adalah 1/tB, tB= durasi bit. Sedangkan rate
modulasi adalah rate tempat elemen sinyal dimunculkan.
Salah satu cara untuk menentukan karakteristik rate modulasi
dapat dilakukan degan cara menentukan rata-rata jumlah transisi yang terjadi
per waktu bit, dan hal ini bergantung pada runtutan tetap bit yang ditransmisikan.
Berikut adalah gambar dari modulation rate atau kecepatan modulasi:
7. Scrambling
Merupakan
serangkaian level tegangan yang tetap pada line diganti dengan serangkaian
persis yang akan melengkapi transisi yang cukup untuk clock receiver
mempertahankan syncronisasi.
Rangkaian
pengisi (Filling):
-
Harus
cukup untuk menghasilkan transisi untuk syncronisasi
-
Harus
dapat diakui oleh receiver dan digantikan dengan yang asli
-
Memiliki
panjang yang sama dengan sinyal asli
Dengan
syarat:
-
Tidak
memiliki komponen dc
-
Tidak
ada rangkaian panjang pada saluran sinyal level zero
-
Tidak
ada penurunan pada kecepatan data
-
Memiliki
kemampuan mendeteksi error
Referensi
Komentar
Posting Komentar